Thursday, December 13, 2007

TEORI EKSPEKTANSI: Sebuah pendekatan konsep pemberian imbalan untuk meningkatkan motivasi pegawai

Teori pengharapan (expectancy theory) pada dasarnya merupakan fungsi dari tiga karakteristik: (1) persepsi pegawai bahwa upayanya mengarah pada suatu kinerja (2) persepsi pegawai bahwa kinerjanya dihargai (misalnya dengan gaji atau pujian) (3) nilai yang diberikan pegawai terhadap imbalan yang diberikan. Menurut Vroom’s expectancy theory, perilaku yang diharapkan dalam pekerjaan akan meningkat jika seseorang merasakan adanya hubungan yang positif antara usaha-usaha yang dilakukannya dengan kinerja (Simamora, 1999). Perilaku-perilaku tersebut selanjutnya meningkat jika ada hubungan positif antara kinerja yang baik dengan imbalan yang mereka terima, terutama imbalan yang bernilai bagi dirinya (Nelson, 1996).

Para pegawai mendambakan bahwa kinerja mereka akan berkorelasi dengan imbalan-imbalan yang diperoleh dari organisasi. Para pegawai menentukan pengharapan mengenai imbalan dan kompensasi yang diterima jika tingkat kinerja tertentu dicapai. Pengharapan ini menentukan tujuan dan tingkat kinerja di masa yang akan datang. Pada tahap berikutnya seorang pegawai melakukan pekerjaan pada tingkat kinerja tertentu yang dievaluasi oleh organisasi; dan organisasi memberikan imbalan terhadap kinerjanya. Selanjutnya pegawai mempertimbangkan hubungan antara kinerja yang telah mereka berikan pada organisasi, imbalan yang mereka terima yang dikaitkan dengan kinerja serta kewajaran hubungan tersebut. Pada akhirnya pegawai menentukan tujuan dan pengharapan baru berdasarkan pengalaman sebelumnya dalam organisasi.

Jika pegawai melihat bahwa kerja keras dan kinerja yang tinggi diakui dan diberikan imbalan oleh organisasi, mereka akan mengharapkan hubungan seperti itu berlanjut terus di masa yang akan datang. Untuk mempertahankan pertalian antara kinerja dengan motivasi pegawai ini perlu adanya: penilaian kinerja pegawai yang akurat, imbalan yang langsung berhubungan dengan tingkat kinerja dan umpan balik dari para penyelia.

Dari teori di atas, diketahui bahwa: (1) pegawai akan termotivasi untuk berperilaku sehingga mereka mendapatkan imbalan yang berimbang terhadap kinerja mereka (2) pegawai termotivasi untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya (3) pegawai termotivasi untuk berperilaku dalam cara-cara yang mendapat pengukuhan dari pimpinan mereka atau pegawai lainnya (4) pegawai akan termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang mereka tentukan secara pribadi dan menerimanya meskipun khusus dan sulit.

Sementara itu, untuk meningkatkan kinerja pegawai, secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhinya, yaitu: variabel individu, variabel psikologis dan variabel organisasi.
Kelompok variabel individu terdiri dari variabel kemampuan dan keterampilan, latar belakang pribadi dan demografis. Variabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu. Sedangkan variabel demografis mempunyai pengaruh yang tidak langsung.

Kelompok variabel psikologis terdiri dari variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini menurut Gibson (1987) banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis.
Kelompok variabel organisasi terdiri dari variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan disain pekerjaan.

Menurut Kopelman (1986), variabel imbalan akan berpengaruh terhadap variabel motivasi, yang pada akhirnya secara langsung mempengaruhi kinerja individu.
Menurut Mitchell dalam Timpe (1999), motivasi bersifat individu, dalam arti bahwa setiap orang termotivasi oleh berbagai pengaruh hingga berbagai tingkat.

Mengingat sifatnya ini, untuk peningkatan kinerja individu dalam organisasi, menuntut para manajer untuk mengambil pendekatan tidak langsung, menciptakan motivasi melalui suasana organisasi yang mendorong para pegawai untuk lebih propduktif. Suasana ini tercipta melalui pengelolaan faktor-faktor organisasi dalam bentuk sistem imbalan, standar, peraturan dan kebijakan, serta pemeliharaan komunikasi dan gaya kepemimpinan yang mendorong rasa saling percaya.

23 comments:

  1. pak, mohon maaf
    bapak ada alat ukur gak untuk mengukur kinerja
    dengan apa terus gimana cara ngukurnya??
    atau dengan alat apa??
    tolong kirim ke email saya ya pak
    klik_eindye@yahoo.co.id
    maaf ngerepotin

    ReplyDelete
  2. Eindye, silakan buka tulisan respon saya untuk sausan. Terimakasih. Semoga bermanfaat.

    ReplyDelete
  3. pak, mohon maaf
    bapak ada alat ukur gak untuk mengukur kinerja
    dengan apa terus gimana cara ngukurnya??
    atau dengan alat apa??
    tolong kirim ke email saya ya pak

    ReplyDelete
  4. Wildan, terimakasih. Alat ukur untuk
    mengukur kineja karyawan, mestinya menggunakan standar kinerja. Masalahnya, standar kinerja belum tentu ada/belum disusun. Jika belum ada anda dpt menyusunnya. untuk ini anda dapat buka di http://cokroaminoto.wordpress.com/2007/09/28/menyusun-standar-kinerja-karyawan-respon-untuk-sausan/

    ReplyDelete
  5. pak saya mahasiswa UNIKOM, sekarang saya sedang skripsi
    saya mau nanya klo indikator dari kinerja dan teori untuk mengukur kinerja apa ya pak
    tolong kirim ke email saya
    terima kasih..

    ReplyDelete
  6. Intan, terimakasih. Alat ukur untuk
    mengukur kineja karyawan, mestinya ya menggunakan standar kinerja. Didalamnya memuat indikator kinerja dan elemen kritis dari pekerjaan pegawai. Masalahnya, dalam organisasi/institusi, standar kinerja belum tentu ada/belum disusun. Jika belum ada, anda dpt menyusunnya. untuk ini anda dapat buka di http://cokroaminoto.wordpress.com/2007/09/28/menyusun-standar-kinerja-karyawan-respon-untuk-sausan/
    Sementara teorinya, sangat tergantung dari masalah dan tujuan penelitian. oleh karena itu, kedua hal tsb hrs\ditetapkan dulu. Demikian, semoga bermanfaat.

    ReplyDelete
  7. ass.....saya mahasiswi tingkat akhir unsyiah-BNA, saya butuh bantuan Bapak untuk memberikan artikel/referensi mengenai Berkarya dan minat pemanfaatan sistem informasi akuntansi pada karyawan di perusahaan, terima kasih sebelumnya.

    ReplyDelete
  8. Waalaikumussalam Yani. Minat berkarya banyak di bahas dalam teori minat. Menurut Holland, minat seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor kepribadian dan lingkungan.

    ReplyDelete
  9. selamat siang pak pak saya mau nanya yang di maksud dengan teori empat pengendali untuk motivasi karyawan itu yang mana ya pak?apakah teori nya itu ada 4 macam?
    tolong kirim ke e-mail saya ya pak.terimakasih

    ReplyDelete
  10. Happy, terimakasih. teori empat pengendali motivasi dikenal dengan teori 'core driving motives' Untuk sumber online di internet, anda dapat membuka website http://www.simonsays.com/content/book.cfm?pid=615714&tab=1&agid=2
    Demikian, semoga bermanfaat.

    ReplyDelete
  11. Assalamu'alaikum..
    Pak,sy mo nanya,menurut bpk teori yg lebih bagus dari teori Vroom ini teori apa pak?Biar nanti sy bs membandingkan..Trims.(STAIN Kediri)

    ReplyDelete
  12. Fahmi terimakasih. Yang lebih bagus? Wah di luar kemampuan saya. Tapi barangkali, lebih tepat, yang paling pas untuk kebutuhan anda mestinya. Kalau anda perlukan untuk landasan teori, maka harus menggunakan teori yg paling tepat, paling akhir/modern.
    Sedangkan untuk teori ekspektansi, sepanjang pengetahuan saya, dikaji paling akhir oleh Vroom.
    Demikian Fahmi, semoga bermanfaat. Untuk info online ttg teori2 manusia dalam perilaku organisasi, anda bisa klik link lewat Blogroll yg saya buat di website ini. Wassalam.

    ReplyDelete
  13. terima kasih pak said atas tulisannya di dunia maya. saya sangat terbantu dg adanya tulisan bapak. krn di sela2 tugasn saya bisa buka di HP saya dan menyelesaikan tugas kuliah sambil bekerja. nuwun

    ReplyDelete
  14. Ramadhan, Alhamdulillah, kalau anda sudah memperoleh manfaat dari tulisan-tulisan itu. Saya tunggu masukannya.

    ReplyDelete
  15. pa saya mahasiswa tingkat akhir di UMY, maaf mengganggu sebelumnya pa, saya mau menanyakan sesuatu mengenai teori minat dan teori kepercayaan. tolong kirim ke email saya. terima kasih banyak sebelumnya pa

    ReplyDelete
  16. Angga, terimakasih. Minat banyak dibahas dalam teori belajar. Mengenai minat, Lathifah Musa
    menyatakan bahwa pada faktanya adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.  Minat bisa merupakan dorongan dari naluri yang fitri terdapat pada manusia, namun bisa pula dorongan dari pemikiran yang disertai perasaan kemudian menggerakkannya menjadi suatu amal.  Minat yang hanya muncul dari dorongan perasaan tanpa pemikiran mudah berubah sesuai dengann perubahan perasaannya. Dalam kondisi ini minat seseorang bisa sangat lemah dan tidak stabil sesuai dengan perubahan lingkungan.

    ReplyDelete
  17. pak, punya pembahasan lebih detail tentang variabel individu, psikologis, organisasi, dari gibson
    terima kasih pak

    ReplyDelete
  18. shae, terimakasih. Begitu juga anda.

    ReplyDelete
  19. rini rusli, terimakasih. Anda bisa baca buku karya Gibson. Managing for Performance: An Introduction to the Process of Managing
    By John M. Ivancevich, James H. Donnelly, James L. Gibson
    Edition: 2, revised
    Published by Business Publications, 1983
    ISBN 025602913X, 9780256029130
    647 pages

    ReplyDelete
  20. tulisan atau artikel Bung Cokro sangat menarik, khususnya bagi diri saya pribadi untuk menyimak. saya jadi kepingin mengajukan sedikit pertanyaan, menurut Pemikiran Bung Cokro, konsep Efisiensi&Efektifitas, apa bisa diterapkan untuk mengatur secara keseluruhan pola management dalam suatu Organisasi tanpa dibarengi dengan adanya Perubahan unsur struktural Organisasi (regenerasi).

    ReplyDelete
  21. Anonymous, terimakasih. Perubahan unsur struktural Organisasi dalam konsep perubahan yang berkelanjutan biasa disebut reengineering, merupakan infrastruktur organisasi, sedangkan konsep efisiensi dan efektivitas merupakan bahan baku membangunnya. saya ingin mengatakan, jika suatu organisasi bdigerakkan dalam platform dan mengedepankan efektivitas dan efisiensi, maka upaya riilnya adalah melakukan revitalisasi struktur dan sub-sub sistemnya.

    ReplyDelete
  22. Pak saya mahasiswa komunikasi yang sedang mnyelesaikan skripsi tentang hubungan komunikasi antara pimpinan dengan karyawan dan kinerja karyawan.saya terbentur dengan teori2 yang mempengaruhi indikator keduanya.apa teori ekspektansi ini bisa digunakan untuk mengukur hubungan keduanya?

    ReplyDelete


Membangun kinerja karyawan atau organisasi, dapat dilakukan melalui evaluasi kelembagaan, analisis sistem, instrumentalisasi dan pelembagaan. Jika anda tertarik untuk melakukannya di instansi atau lembaga anda, dapat berdiskusi atau mengundang untuk membantu dalam: penelitian, pendampingan, ceramah dan konsultasi. Untuk berkomunikasi, anda dapat menuliskan pesan atau komentar, di bawah posting artikel. Terimakasih.





Peta Situs

Selamat Datang. Ini adalah ruang publik, untuk sekedar berbagi pengetahuan dan pengalaman. Bersama saya Cokroaminoto, untuk berdiskusi masalah Perencanaan Kesehatan untuk membangun kinerja staff, atau bagaimana Menulis Proposal dan Laporan Penelitian untuk kertas kerja (working-paper), Karya Tulis Ilmiah (KTI), Skripsi, Thesis atau sejenisnya atau tertarik untuk melihat dari dekat keragaman budaya Nusantara. Atau membaca koleksi file atau download materi kuliah saya.

Di wordpress.com atau blogetery.com, anda dapat menemukan juga blog saya, tulisan isteri dan anak saya. Terima kasih.