Thursday, February 21, 2008

BELAJAR DARI GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN: Respon untuk Vensy

Banyak pendekatan dalam gaya kepemimpinan guna meningkatkan kinerja karyawan. Dewasa ini, banyak konsep tentang gaya kepemimpinan yang dapat meningkatkan kinerja karyawan. Dimulai dari konsep yang paling klasik sampai teori modern, yaitu teori situasional yang disampaikan Hersey and Blancard.

Gaya Kepemimpinan Situaasional
Belajar dari konsep Hersey and Blancard, perilaku dan gaya kepemimpinan bersifat situasional. Pemimpin atau manajer harus menyesuaikan responnya menurut kondisi atau tingkat perkembangan kematangan, kemampuan dan minat karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Dalam hal ini, respon seorang manajer dalam perilaku kepemimpinannya memberikan sejumlah pengarahan dan dukungan yang bersifat sosioemosional. Sementara itu, manajer harus menyesuaikan tingkat kematangan karyawan.
Tingkat kematangan karyawan (maturity), diartikan sebagai tingkat kemampuan karyawan untuk bertanggung jawab dan mengarahkan perilakunya dalam bentuk kemauan. Berdasarkan tingkat kematanganya, menurut Hersey and Blancard ada empat jenis karyawan, yaitu: (1) karyawaan yang tidak mampu dan tidak mau, (2) karyawaan yang tidak mampu, tetapi mau, (3) karyawaan yang mampu, tetapi tidak mau, (4) karyawaan yang mampu dan mau.

Mengarahkan (telling)
Ada empat respon kepemimpinan dalam mengelola kinerja berdasarkan tingkat kematangan karyawan, yaitu mengarahkan, menjual, menggalang partisipasi dan mendelegasikan.Gaya kepemimpinan yang mengarahkan, merupakan respon kepemimpinan yang perlu dilakukan oleh manajer pada kondisi karyawan lemah dalam kemampuan, minat dan komitmenya. Sementara itu, organisasi menghendaki penyelesaian tugas-tugas yang tinggi. Dalam situasi seperti ini Hersey and Blancard menyarankan agar manajer memainkan peran directive yang tinggi, memberi saran bagaimana menyelesaikan tugas-tugas itu, tanpa mengurangi intensitas hubungan sosial dan komunikasi antara pimpinan dan bawahan.

Menjual (selling)
Pada kondisi karyawan menghadapi kesulitan menyelesaikan tugas-tugas, takut untuk mencoba melakukannya, manajer juga harus memproporsikan struktur tugas dengan tanggungjawab karyawan. Selain itu, manajer harus menemukan hal-hal yang menyebabkan karyawan tidak termotivasi, serta masalah-masalah yang dihadapi karyawan.
Pada kondisi karyawan sudah mulai mampu mengerjakan tugas-tugas dengan lebih baik, akan memicu perasaan timbulnya over confident. Kondisi ini, memungkinkan karyawan menghadapi permasalahan baru yang muncul. Masalah-masalah baru yang muncul tersebut, seringkali menjadikannya putus asa. Oleh karena itu, setelah memberikan pengarahan, manajer harus memerankan gaya menjual. Dengan mengajukan beberapa alternatif pemecahan masalah.

Menggalang partisipasi (participation)
Gaya kepemimpinan partisipasi, adalah respon manajer yang harus diperankan ketika tingkat kemampuan karyawan akan tetapi tidak memiliki kemauan untuk melakukan tanggung jawab, karena ketidakmauan atau ketidakyakinan mereka untuk melakukan tugas/tangung jawab seringkali disebabkan karena kurang keyakinan. Dalam kasus seperti ini pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah dan secara aktif mendegarkan mendukung usaha-usaha yang dilakukan para bawahan/pengikutnya.

Mendelegasikan (delegating)
Selanjutnya, untuk tingkat karyawan dengan kemampuan dan kemauan yang tinggi, maka gaya kepemimpinan yang sesuai adalah gaya “delegasi”Dengan gaya delegasi ini pimpinan sedikit memberi pengarahan maupun dukungan, karena dianggap sudah mampu dan mau melaksanakan tugas/tanggung jawabnya. Mereka diperkenankan untuk melaksanakan sendiri dan memutuskannya tentang bagaimana, kapan dan dimana pekerjaan mereka harus dilaksanakan. Pada gaya delegasi ini tidak terlalu diperlukan komunikasi dua arah.

42 comments:

  1. Saya mhsiswi SI sedang menyusun TA tentang komunikasi dan gaya kepemimpinan mohon bantuannya untuk kuisionernya,terima kasih.

    ReplyDelete
  2. Pooh, terimakasih. Kuesioner atau instrumen penelitian dikembangkan dari variabel yang hendak dikumpulkan. Sehingga maaf Pooh, menurut saya, kita tidak dapat secara otomatis menggunakan kuesioner yang sudah ada. Untuk itu, Pooh perlu fokus pada masalah penelitian dan tujuan yang akan anda capai. Kemudian melalui penelusuran kepustakaan anda akan memperoleh kerangka konsep dan variabel-variabel penelitian. Dari situlah kemudian Pooh mulai menyusun instrumen penelitian. Ingat, instrumen penelitian tidak selalu berbentuk kuesioner lho. Tergantung dari metode pengumpulan data yang anda gunakan. Demikian semoga bermanfaat.

    ReplyDelete
  3. Saya lagi bikin tesis mengenai kepemimpinan,motivasi, budaya organisasi
    terhadap kinerja guru.untuk itu saya mohon bantuannya untuk menyusun kuisioner.

    Terima Kasih,

    ReplyDelete
  4. Nila,terimakasih. Kalau anda sudah serius dg variabel penelitian tsb, maka kuesioner atau instrumen penelitian, harus anda kembangkan dari indikator2 yg kita tetapkan untuk mengukur masing2 variabel. Oleh karena itu, instrumennya bisa jadi bukan kuesioner, tetapi dpt berupa lembar observasi. Hal-hal di atas dapat anda ketahui setelah melakukan penelusuran pustaka secara memadai. Untuk ini Nila jangan tergesa2, tetapi serius dan jangan berhenti. untuk mencari terus sumber-sumber pustaka yg relevan. Demikian, semoga bermanfaat.

    ReplyDelete
  5. Mas, saya barusan googling, nyasar di website sini.

    Saya kebetulan lagi mengerjakan skripsi saya yg berjudul Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Manajer terhadap Motivasi Kerja Karyawan.

    Yg saya ingin tanyakan, saya tidak spesifik mengupas salah satu teori dari gaya kepemimpinan, melainkan mencampurnya semua atas nama gaya kepemimpinan. Menurut dosen pembimbing saya tidak apa-apa. Menurut mas bagaimana ? Apakah saya harus fokus pada satu teori saja apa sah-sah saja mencampurnya semua ?

    Terima Kasih.

    ReplyDelete
  6. Sapto, terimakasih. Saya sependapat. Agar dapat mewakili seluruh gaya kepempinan, andapun tetap membahasnya masing-masing, dalam tijauan pustaka. Kemudian dari karakteristik masing2 gaya tsb, merupakan bahan untuk mengembangkan instrumen penelitian. Demikian semoga bermanfaat.

    ReplyDelete
  7. Wah terima kasih mas sudah dijawab.

    Menurut mas judul saya itu sudah baik dan berhubungan belum ? Tidak terlalu melenceng antara variabel X : Gaya Kepemimpinan dan variabel Y : Motivasi Kerja kan ?

    Nah mas, ketika saya sidang skripsi nanti, apakah lebih baik saya membahas semua gaya itu ?

    Saya sih rencananya setelah kuesioner nanti dapat dan saya olah, saya baru menyimpulkan, sebenernya gaya apakah yg dipakai oleh manajer perusahaan itu. Sehingga nanti saya bisa mendapatkan satu gaya yg menjadi kesimpulan skripsi saya.

    ReplyDelete
  8. Sapto, terimakasih. Buatlah daftar seluruh gaya kepemimpinan itu, kemudian kumpulkan data penelitian di lokasi. Hasilnya pastilah akan mengarah pada gaya-gaya kepemimpinan yang ada. Selanjutnya, lakukan uji hubungan dengan variabel kinerja. Gaya kepemimpinan yang memiliki hubungan kuat itu lah yang anda temukan. Tapi ingat, jika pola kepemimpinanya beragam, mungkin anda akan menemukan gaya kepemimpinan lebih dari satu. Hal ini tidak masalah. Ok, selamat melakukan penelitian. Semoga bermanfaat.

    ReplyDelete
  9. mas, saya sedang mencari judul untuk skripsi kebetulan saya menemukan tema tentang hubungan budaya organisasi terhdap kinerja karyawan pt x surabaya. saat ini saya sedang mencari jurnal, teori dan hal-hal yang terkait dengan tema saya tersebut. tetapi menurut saya budaya organisasi disitu masih terlalu luas,apakah bisa dispesifikan lagi?mohon bantuannya dalam mencari teori-teori tersebut.trims

    ReplyDelete
  10. Diyan, terimakasih. Untuk jurnal dan sumber online di internet tentang perilaku organisasi (organizational behavior), anda bisa klik di blogroll blog ini.
    Semoga bermanfaat.

    ReplyDelete
  11. bisa tolong beripengertian perbedaan prinsip kepemimpinan directive dan participative??

    ReplyDelete
  12. Omes, terimakasih. Pendekatan kepemimpinan direktif, lebih dominant memberikan perintah (direction). Komunikasinya bersifat satu arah, dari manajer ke karyawan. Sementara itu, pendektn partisipatif, lebih bersifat konsultatif. Komunikasi terjadi dua arah.
    Demikian, semoga bermanfaat.

    ReplyDelete
  13. Assalamu'alaikum, wr.wb
    saya melihat begini pa, seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang disegani bukan untuk di takuti. apabila orang segani pasti karyawane rajin-rajin, tapi kalu di takuti yang ada, karyawan kerja dengan keterpaksaan, dan biasanya banyak umpatan-umpatan di belakang, bahkan menimbulkan dendam.
    Jadi bagi para pemimpin-pemimpin JADILAH PEMIMPIN YANG ARIF BIJAKSANA, MEMANDANG KEBAWAH JGN SELALU MELIHAT KEATAS TERUS!!! DAN BAGI PARA PEMIMPIN YANG DZOLIM BERTOBATLAH!!! JO GALAK-GALAK. TAPI HARUS BERSIKAP TEGAS. BETUL TIDAK?
    Wassalam

    ReplyDelete
  14. Atik, terimakasih. Dari sudut pandang management, memang ada dua gaya kepemimpinan yg ekstrim. Keduanya, yg berorientasi ke penyelesaian tugas dan yg berorientasi pd manusia, pada akhirnya kurang efektif. Yg satu, kelewat keras, satunya lagi kelewat lamban. Sehingga ada posisi manager disarankan mengambil grid tengah ygnoptimum. Artinya dalam rangka menyelesaikan tugas yg diserahkan karyawan, seorang manajer tetap harus memperhatikan aspek manusianya. Dalam hal ini, kebutuhan2nya, nilai2, dan harapannya.

    ReplyDelete
  15. assalamuala'ikum wr.wb
    Kalau menurut saya y pak seorang pemimpin yang baik itu harus bisa menerapkan falsafah-falsafah seperti:
    -ing ngarso sung tulodho
    -ing madyo mangun karso
    -tutwuri handayani
    Pada intinya y memiliki semua gaya kepemimpian sperti yg bpk tuliskan di atas.
    wassalamu'alaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  16. Era, terimakasih atas komentarnya.

    ReplyDelete
  17. ASS
    kepemimpinan.
    saya sepertinya setuju dengan gaya kepemimpinan situasional yang mencoba mengkombinasikan proses kepemimpinan dengan situasi dan kondisi yang ada. tapi pa dw pernah belajar sedikit tentang dien islam yng membahas tentang kekhilafahan dlm islam alias kepemimpinana dalam konsep islam, lain waktu tak simpan di commen ini y pak.
    pa da perdebatan yg sampai sekarang blm pas jawabannya bg dw bs dijawab / diklarifikasi "sistim atau orang yng hrs di didahulukan u/ di bentuk dlm menciptakan sebuah kepemimpinan?" ttd: dewi siti F 2a STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG



    .

    ReplyDelete
  18. dwZset022, terimakasih. Saya tunggu komentar berikutnya.
    Untuk pertanyaan anda, sistem atau manusia? Inti dasar dari seluruh proses management adalah manusia.

    ReplyDelete
  19. assalamu'alaikum pak,,,
    sugeng sonten...
    pun dahar nopo derengh???????????
    kulo anjeng koment
    tapi saderengipun kulo nyuwun ngapunten ne koment kulo mboten nyambung
    ne menurut kulo gaya kepemimpinan sing sae niku demokratis
    ne enten masalah dirembug bareng 2 anggota tim
    supados mboten enten salah pahamteras informasi mboten simpang siur
    teras maringi wewenang ingkang luas 2 bawahan inggih meniko tugas lan tanggung jawab para bawahan
    cekap sa menten riin nggih pak koment saking kulo
    niki enten pantun kangge bapak
    "...kupat kecemplung santen..."
    "...sedoyo lepat nyuwung agunging pangapunten..."

    ReplyDelete
  20. Ass....pa kemari qt warga jateng tlh melaksanakan pesta demokrasi. pemilihan pemimpin jateng selama 5 tah kedepan. kami berharap kepemimpinan jateng akan lebih baik dari yang sebelumnya. TAPI secara nalar saya apa yng telah dicapai o/ pemimpin sebelumnya hingga skrg blm memenuhi suara hati rakyat serasa pemimpin itu pengayomannya tdk dapat kami rasakan dan pada akhirnya sepengamatan saya bnyk org yang tdk mencoblos dan golput bahkan sudah tau visi misinya pun byk yang masih ragu dan bingung ( saya ingin pemimpin yang seperti apa? dan ingin perbaikan apa u/ jateng ?) rasanya gaya kepemimpinan yang bp ungkapkan blm bs saya lihat di area kepemmpinan di jateng. apa memang tdak sesuai utk diterapkan diarea pemerintahan??? atau hanya bisa diaplikasikan di dunia perusahaan saja???
    dan para golput hanya bisa pasrah dlm keadan. ganti2 pemimpin rasanya sudah biasa dan tak istimewa. trima kasih www

    ReplyDelete
  21. saya lebih condong ke gaya kepemimpinan situasional yang mudah berubah karena diri kita selama hidup pasti selalu memngalami perubaha yang tak pasti dan pada akhirnya qt harur mengikuti atau yang membuat perubaha itu

    ReplyDelete
  22. Akhyan Mujnazi Attabi, Apri Hartanti, evi triana, terimakasih komentarnya. Artinya pemimpin yang anda lihat sekarang, masih jauh dari teori kepemimpinan itu?

    ReplyDelete
  23. Saya Mahasiswa S1 sedang mengerjakan Skripsi

    ReplyDelete
  24. Arif Lukman Hakim, terimakasih atas kunjungannya. Selamat. Kalau mungkin ada yang bisa saya bantu?

    ReplyDelete
  25. trim ya, aku lagi cari bahan unyuk kasih diklat. tulisan ini sangat membantu. PF.

    ReplyDelete
  26. erjhe sulistyo, terimakasih.
    Bersyukur kalau anda memperoleh manfaat dari tulisan ini.

    ReplyDelete
  27. mohon bantuan kuisiner ttg kepemimpinan dan kepuasan....
    trmksh

    ReplyDelete
  28. n, terimakasih. Fokuskan dulu pertanyaanya anda n.

    ReplyDelete
  29. assalamu'alaikum..

    saya mhsswi S1 pa, lg bingung cr topik n tema utk skripsi.
    Klo di instansi pemerintah, topik apa ya pak yang menarik untuk dijadikan bahan skripsi????
    mohon bantuannya y pa,
    mhn dibalas,plz....

    mksh banyk pa...

    ReplyDelete
  30. Yu, terimakasih. Untuk mmperoleh tema penelitian, paling tidak anda harus mengetahui fenomena yg problematic di instansi pemerintah tsb., sebagai landasan merumuskan masalah penelitian. Untuk ini biasanya, seorang peneliti harus melakukan studi pendahuluan.
    Demikian Yu, semoga bermanfaat. Waassalam

    ReplyDelete
  31. abdul choliq hidayatOctober 21, 2008 at 8:41 AM

    Ass ww,
    Mas Cokro yang budiman,
    baru malam ini saya buka blog Anda, saya surprise dan tulus acungi jempol.
    Jawaban dan response bagus dan mendidik.
    Saya sdg nyari-nyari bahan untuk memperkaya dan memperdalam disertasi saya tentang kepemimpinan, budaya perusahaan, motivasi, kepuasan kerja dan kinerja karyawan, penelitian di suatu BUMN. beberapa tulisan Anda telah meng-inspirasi saya, tapi butuh diskusi lanjutan nantinya.
    bersedia khan?
    Ok, tks.
    Wassalam.

    ReplyDelete
  32. Waalaikumussalam Wr.Wb. abdul choliq hidayat, terimakasih atas respon dan apresiasinya. Bersyukur, jika saya berkesempatan belajar dan berdiskusi dg anda.

    ReplyDelete
  33. Pak, saya mhsw s1 komunikasi lagi mau buat skripsi tentang hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja organisasi. Tapi organisasi yang ingin saya bahas adalah organisasi kemahasiswaan (alias UKM:Unit Kegiatan Mahasiswa)
    Yang saya ingin tanyakan:
    1. teori leadership apa yang bisa saya gunakan? atau saya cukup membahas seluruh gaya kepemimpinan (situasional, contohnya), lalu mencampurnya seperti kata mas sapto?
    2. apakah dibutuhkan observasi pendahuluan?
    3. menurut bapak, subjek saya kekecilan ngga? dalam arti, saya kan ngga meneliti tentang suatu perusahaan tertentu, tapi organisasi kemahasiswaan.
    Mohon dijawab.
    Trimakasih, pak.

    Oia, tulisan dan komennya bermanfaat banget. Makasih skali lagi..

    ReplyDelete
  34. mmm....ma'af ni sebelumnya...
    boleh gak aku minta kuesionernya Hersey & Blanchard kepemimpinan situasional tapi yang bahasa aslinya... soalnya aku adanya yang indonesia, itu juga nemu ntah darimana.. Udah aku cari2 tapi gak nemu2 yang asli... hiksss...hiks.. pleaseee help me... dikejar DO nih..
    makasih bgt ya sebelumnya...

    ReplyDelete
  35. Oh iya Pak...ma'af lagi nih... saya mahasiswa S2 yang belom lulus2 ampe sekarang....
    please help me..... makasih yaa.....

    ReplyDelete
  36. Luliek, terimakasih. Kenapa harus yang asli? Nanti malah jadi plagiat. Yang berbahasa Indonesiapun tidak jadi masalah, asalkan menyebutkan sumber referensinya.

    ReplyDelete
  37. Tulisan bapak memang sangat menarik, saya mendapat banyak pelajaran dari Bapak lebih mendalam, Thanks pak Cokro....

    ReplyDelete
  38. Wiwik Effendi, terimakasih. Alhamdulillah, kalau anda sudah memperoleh manfaat.

    ReplyDelete
  39. sy sekarang sedang menyusun thesis tentang gaya kepemimpinan situasional pada pabrik rokok, dilihat dari sudut pandang mandor, digabung dengan iklim organisasi pengaruh pada kinerja karyawan, bagaimana langkah-langkahnya? apakah sudah sesuai gaya yang sy gunakan untuk pabrik rokok? terima ksih....

    ReplyDelete
  40. zainab, terimakasih. Untuk menilai gaya kepemimpinan, perlu dicoba pendekatan dari sudut pandang karyawan, agar lebih obyektif.

    ReplyDelete


Membangun kinerja karyawan atau organisasi, dapat dilakukan melalui evaluasi kelembagaan, analisis sistem, instrumentalisasi dan pelembagaan. Jika anda tertarik untuk melakukannya di instansi atau lembaga anda, dapat berdiskusi atau mengundang untuk membantu dalam: penelitian, pendampingan, ceramah dan konsultasi. Untuk berkomunikasi, anda dapat menuliskan pesan atau komentar, di bawah posting artikel. Terimakasih.





Peta Situs

Selamat Datang. Ini adalah ruang publik, untuk sekedar berbagi pengetahuan dan pengalaman. Bersama saya Cokroaminoto, untuk berdiskusi masalah Perencanaan Kesehatan untuk membangun kinerja staff, atau bagaimana Menulis Proposal dan Laporan Penelitian untuk kertas kerja (working-paper), Karya Tulis Ilmiah (KTI), Skripsi, Thesis atau sejenisnya atau tertarik untuk melihat dari dekat keragaman budaya Nusantara. Atau membaca koleksi file atau download materi kuliah saya.

Di wordpress.com atau blogetery.com, anda dapat menemukan juga blog saya, tulisan isteri dan anak saya. Terima kasih.