Thursday, April 17, 2008

GAYA KEPEMIMPINAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA

Antoni., SE., ME
Student Ph.D Fakulti Universiti Kebangsaan Malaysia

PENDAHULUAN
Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya (ILO, 1979). Greenberg yang dikutip oleh Sinungan (1985) mengartikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut.
Pentingnya produktivitas kerja mencakup banyak hal, dimulai dari produktivitas tenaga kerja, produktivitas organisasi, produktivitas modal, produktivitas pemasaran, produktivitas produksi, produktivitas keuangan dan produktivitas produk. Pada tahap awal revolusi industri di negara-negara Eropah, perhatian lebih banyak tertuju pada bidang produktivitas tenaga kerja, produktivitas produksi dan produktivitas pemasaran. Sedangkan di negara Jepang, perhatian peningkatan produktivitas tertuju pada produktivitas tenaga kerja dan produktivitas organisasi, sehingga keharmonisan kepentingan buruh dan majikan dipelihara dengan baik.
Riggs (dalam Prisma. 1986:5) menyatakan ada 3 tahapan penting yang perlu ditempuh untuk mensukseskan gerakan produktivitas, yaitu dengan ringkasan A-I-M (Awareness, Improvement, dan Maintanence). Indonesia, pada saat ini masih pada tahap Awareness, belum mencapai Inprovement dan Maintanance. Untuk sampai pada tahap Improvement dan Maintanance banyak cara yang ditempuh, diantaranya dengan meningkatkan produktivitas total, yang terdiri dari (a). Tingkat ekonomi makro; (b). Tingkat sektor lapangan usaha; (c). Tingkat unit organisasi secara individual dan; (d). Tingkat manusia secara individual. Simanjuntak (1983) menyatakan bahwa produktivitas dipengaruhi oleh faktor yang bersumber dari individu itu sendiri, lingkungan sosial pekerjaan, dan faktor yang berhubungan dengan kondisi pekerjaan. Batu Bara (1989) menyatakan bahwa produktivitas itu dipengaruhi oleh motivasi dan atos kerja, Keterampilan dan kualitas tenaga kerja, pengupahan dan jaminan sosial.
Sedangkan kepemimpinana memainkan peranan yang amat penting, bahkan dapat dikatakan amat menentukan dalam usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pimpinan membutuhkan orang lain, yaitu bawahan untuk melaksanakan secara langsung tugas-tugas, di samping memerlukan sarana dan prasarana lainnya. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu menumbuhkan, memelihara dan mengembangkan usaha dan iklim yang kondusif di dalam kehidupan organisasional.
Bennis (dalam Kartono, 1982) memberi batasan kepemimpinan sebagai “… the process by which an agent induces a subordinate to behave in a desired manner” (proses yang digunakan seorang pejabat menggerakkan bawahannya untuk berlaku sesuai dengan cara yang diharapkan). Dari defenisi di atas dapat dinyatakan bahwa kepemimplnan adalah merupakan proses mempengaruhi atau menggerakkan bawahan (followers) agar mau melaksanakan apa yang diinginkan atau diharapkan oleh pimpinan tersebut. Oleh karena pentingnya peranan kepemimpinan di dalam kehidupan organisasional, ada pakar yang menyebut bahwa “Leadership is getting things done by the others”.
Seorang pemimpin di dalam melaksanakan kepemimpinan haruslah memiliki kriteria-kriteria yang diharapkan, dalam arti seorang pemimpin harus memiliki kriteria yang lebih dari pada bawahannya misalnya jujur, adil, bertanggung jawab, loyal, energik, dan beberapa kriteria-kriteria lainnya. Kepemimpinan merupakan sebuah hubungan yang kompleks, oleh karena berhadapan dengan kondisi-kondisi ekonomi, nilai-nilai sosial dan pertimbangan politis.

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA
Gaya kepemimpinan, Secara langsung maupun tidak langsung mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan/pegawai. Hal ini didukung oleh Sinungan (1987) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang termasuk di dalam lingkungan organisasi merupakan faktor potensi dalam meningkatkan produktivitas kerja. Dewasa ini, banyak para ahli yang menawarkan gaya Kepemimpinan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dimulai dari yang paling klasik yaitu teori sifat sampai kepada teori situasional.
Dari beberapa gaya yang di tawarkan para ahli di atas, maka gaya kepemimpinan situasionallah yang paling baru dan sering di gunakan pemimpin saat ini. Gaya kepemimpinan situasional dianggap para ahli manajemen sebagai gaya yang sangat cocok untuk diterapkan saat ini.
Sedangkan untuk bawahan yang tergolong pada tingkat kematangan yaitu bawahan yang tidak mampu tetapi berkemauan, maka gaya kepemimpinan yang seperti ini masih pengarahan, karena kurang mampu, juga memberikan perilaku yang mendukung. Dalam hal ini pimpinan/pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah (two way communications), yaitu untuk membantu bawahan dalam meningkatkan motivasi kerjanya.
Selanjutnya, yang mampu tetapi tidak mau melaksanakan tugas/tangung jawabnya. Bawahan seperti ini sebenarnya memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan, akan tetapi kurang memiliki kemauan dalam melaksanakan tugas. Untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, dalam hal ini pemimpin harus aktif membuka komunikasi dua arah dan mendengarkan apa yang diinginkan oleh bawahan. Sedangkan gaya delegasi adalah gaya yang cocok diterapkan pada bawahan yang memiliki kemauan juga kemampuan dalam bekerja. Dalam hal ini pemimpin tidak perlu banyak memberikan dukungan maupun pengarahan, karena dianggap bawahan sudah mengetahui bagaimana, kapan dan dimana mereka barus melaksanakan tugas/tangung jawabnya. Dengan penerapan gaya kepemimpinan situasional ini, maka bawahan/pegawai merasa diperhatikan oleh pemimpin, sehingga diharapkan produktivitas kerjanya akan meningkat.
Selain itu ada beberapa jenis gaya kepemimpinan yang di tawarkan oleh para pakar leardership, mulai dari yang klasik sampai kepada yang modern yaitu gaya kepemimpinan situasional model Hersey dan Blancard. (dalam Erika revida)

1. Gaya Kepemimpinan Kontinum
Gaya ini pertama sekali dikembangkan oleh Robert Tannenbaum dan warren Schmidt. Menurut kedua ahli ini ada dua bidang pengaruh yang ekstrim, yaitu:
1). Bidang pengaruh pimpinan (pemimpin lebih menggunakan otoritas)
2). Bidang pengaruh kebebasan bawahan. (Pemimpin lebih menekankan gaya demokratis)

2. Gaya Managerial Grid
Sesungguhnya, gaya managerial grid lebih menekankan kepada pendekatan dua aspek yaitu aspek produksi di satu pihak, dan orang-orang di pihak lain. Blake dan Mouton menghendaki bagaimana perhatian pemimpin terhadap produksi dan bawahannya (followers).
Dalam managerial grid, ada empat gaya yang ekstrim dan ada satu gaya yang berada di tengah-tengah gaya ekstrim tersebut,
a. Grid 1 manajer sedikit sekali memikirkan produksi yang harus dicapai. sedangkan juga sedikit perhatian terhadap orang-orang (followers) di dalam organisasinya. Dalam grid ini manajer hanya berfungsi sebagai perantara menyampaikan informasi dari atasan kepada bawahannya.
b.Grid 2 manajer mempunyai perhatian yang tinggi terhadap produksi yang akan dicapai juga terhadap orang-orang yang bekerja dengannya. Manajer seperti ini dapat dikatakan sebagai “manajer tim” yang riel (The real team manajer) karena ia mampu menyatukan antara kebutuhan-kebutuhan produksi dan kebutuhan orang-orang secara individu.
c. Grid 3 manajer memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap orang-orang dalam organisasi, tetapi perhatian terhadap produksi adalah rendah. Manajer seperti ini disebut sebagai “pemimpin club”. Gaya seperti ini lebih mengutamakan bagaimana menyenangkan hati bawahannya agar bawahannya dapat bekerja rileks, santai, bersahabat, tetapi tidak ada seorangpun yang berusaha untuk mencapai produktlvitas.
d.Grid 4. adalah manajer yang menggunakan gaya kepemimpinan yang otokratis (autrocratic task managers), karena manejer seperti ini lebih menekankan produksi yang harus dicapai organisasinya, baik melalui efisiensi atau efektivitas pelaksanaan kerja, tetapi tidak mempunyai atau sedikit mempuyai perhatian terhadap bawahan.
Pemimpin yang baik adalah lebih memperhatikan terhadap produksi yang akan dicapai maupun terhadap orang-orang. Grid seperti ini berusaha menyeimbangkan produksi yang akan dicapai dengan perhatian terhadap orang-orang, dalam arti tidak terlalu menyolok. Manajer seperti ini tidak terlalu menciptakan target produksi yang akan dicapai, tetapi juga tidak mempunyai perhatian yang tidak terlalu menyolok kepada orang-orang.

3. Tiga Dimensi dari Reddin
Menurut Reddin, ada jenis gaya yang barus diperhatikan yaitu gaya yang efektif dan gaya yang tidak efektif. Gaya kepemimpinan dari Reddin ini tidak terpengaruh kepada lingkungan sakitarnya.
Gaya yang efektif terdiri atas empat jenis, yaitu :
a. Eksekutif. Gaya ini mempunyai perhatian yang banyak terhadap tugas-tugas pekerjaan dan hubungan kerja. Manajer seperti ini berfungsi sebagai motivator yang baik dan mau menetapkan produktivitas yang tinggi.
b. Pencinta Pengembangan (Developer). Pada gaya ini lebih mempunyai perhatian yang penuh terhadap hubungan kerja, sedangkan perhatian terhadap tugas-tugas pekerjaan adalah minim.
c. Otokratis yang baik. Gaya kepemimpinan ini menekankan perhatian yang maksimum terhadap pekerjaan (tugas-tugas) dan perhatian terhadap hubungan kerja yang minimum sekali, tetapi tetap berusaha agar menjaga perasaan bawahannya.
Gaya yang tidak efektif adalah sebagai berikut :
1). Pencinta Kompromi (Compromiser).
Gaya Kompromi ini menitikberatkan perhatian kepada tugas dan hubungan kerja berdasarkan situasi yang kompromi.
2). Missionari
Manajer seperti ini menilai keharmonisan sebagai suatu tujuan, dalam arti memberikan perhatian yang besar dan maksimum pada orang-orang dan hubungan kerja tetapi sedikit perhatian terhadap tugas dan perilaku yang tidak sesuai.
3). Otokrat
Pemimpin tipe seperti ini memberikan perhatian yang banyak terhadap tugas dan sedikit perhatian terhadap hubungan kerja dengan perilaku yang tidak sesuai.
4). Lari dari tugas (Deserter)
Manajer yang memiliki gaya kepemipinan seperti ini sama sekali tidak memberikan perhatian, baik kepada tugas maupun hubung kerja.

4. Gaya Kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpin situasional mencoba mengkombinasikan proses kepemimpinan dengan situasi dan kondisi yang ada. Gaya ini diketengahkan oleh Hersey dan Blancard yang amat menarik untuk dipelajari.
Menurut gaya kepemimpinan situasional, ada tiga hal yang saling berhubungan yaitu:
a) Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan.
b) Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan.
c) Tingkat kematangan dan kesiapan para pengikut yang di tunjukkan dalam melaksanakan tugas kasus, fungsi atau tujuan tertentu.
Pada dasarnya, konsepsi gaya kepemimpinan situasional menekankan kepada perilaku pimpinan dengan bawahan (followers) saja, yang dihubungkan dengan tingkat kematangan dan kesiapan bawahannya. Kematangan (maturity) dalam hal ini diartikan sebagai kemauan dan kemampuan dari bawahan (followers) untuk bertanggung jawab dalam mengarahkan perilaku sendiri.
Menurut Hersey dan Blancard penemunya (1979) ada empat jenis tingkat kematangan bawahan (followers) yaitu :
a. Orang yang tidak mampu dan tidak mau atau tidak yakin (M1).
b. Orang yang tidak mampu tetapi mau (M2).
c. Orang yang mampu tetapi tidak mau atau kurang yakin (M3).
d. Orang yang mampu dan mau atau yakin (M4).
Gaya kepemimpinan “Partisipasi” adalah gaya yang sesuai untuk tingkat kematangan Mampu akan tetapi tidak memiliki kemauan untuk melakukan tanggung jawab (M3)/tugas, karena ketidakmauan atau ketidakyakinan mereka untuk melakukan tugas/tangung jawab seringkali disebabkan karena kurang keyakinan. Dalam kasus seperti ini pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah dan secara aktif mendegarkan mendukung usaha-usaha yang dilakukan para bawahan/pengikutnya.
Selanjutnya, untuk tingkat kematangan yang mampu dan mau/yakin (M4), maka gaya kepemimpinan yang sesuai adalah gaya “Delegasi”, karena orang/bawahan seperti ini adalah mampu melaksanakan tugas dan mau/yakin. Dengan gaya delegasi ini pimpinan sedikit memberi pengarahan maupun dukungan, karena dianggap sudah mampu dan mau melaksanakan tugas/tanggung jawabnya. Mereka diperkenankan untuk melaksanakan sendiri dan memutuskannya tentang bagaimana, Kapan dan dimana pekerjaan mereka harus dilaksanakan. Pada gaya delegasi ini tidak terlalu diperlukan komunikasi dua arah.

Penutup
Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan/pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya/orang lain, agar bawahan/orang lain tersebut mau melakukan apa yang diinginkan oleh pimpinan/pemimpin tersebut. Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pimpinan/pemimpin dalam mempengaruhi bawahan/orang lain, agar tercapai apa yang diinginkannya. Produktivitas kerja adalah hasil kerja yang nyata diperoleh oleh tenaga kerja yang didasari sikap mental yang patriotik yang menganggap bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Cara-cara kerja hari ini harus lebih baik dari cara-cara kerja kemarin, dan cara-cara kerja hari esok harus lebih baik dari cara-cara kerja hari ini.
Untuk meningkatkan Produktivitas kerja, gaya kepemimpinan situasional adalah gaya yang paling sesuai diterapkan seorang pemimpin/pimpinan saat ini, mengingat bahwa penerapan gaya ini disesuaikan dengan tingkat kematangan bawahan/pengikut. Hal ini didasari asumsi bahwa setiap bawahan/orang lain akan memiliki tingkat kematangan yang berbeda satu sama lain.

Daftar Pustaka
Batu Bara, Cosmas. 1989. Kebijaksanaan peningkatan produktivitas nasional. Makalah. Yogyakarta.
International Labour Office. 1982. Penelitian kerja dan produktivitas. Jakarta. penerbit Erlangga.
Ravianto, J. 1995. Motivation and Awareness. Makalah. Jakarta.
Simanjuntak, Payaman. 1985. Produktivitas kerja, Pengertian dan ruang lingkupnya. Prisma. Jakarta. LP3ES.
Suganda, Dann. 1981. Kepemimpinan di dalam Organisasi dan manajemen. Bandung. CV Sinar Baru.
Terry, George. 1983. Principle of management. Terjemahan. Jakarta. Penerbit Alumni.

(* Tulisan ini diambil dari: http://endang965.wordpress.com/2007/04/06/gaya-kepemimpinan-dan-produktivitas-kerja/

21 comments:

  1. ass....
    saya setuju dengan pendapat diatas tentang kepemimpinan tapi saya mau menambahkan sedikt tentang pemimpin yang baek.Menurut pendapat saya pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau memperhatikan anggotanya,bukan hanya memikirkan organisasi saja.memikirkan anggotanya baik segi kesejahteraan,perasaan dan masih banyak lagi.Pemimpin juga harus menghetahui keadaan anggotanya baik di dalam organisasi atau di luar organisasi.
    Mungkin itu saja pendapat dari saya,selebihnya atau kurangnya saya serahkan kepada bapak Cokro...terimakasih...
    waalaikumsalam.......

    ReplyDelete
  2. akhmad soim stikesJune 4, 2008 at 10:55 PM

    ass...
    pak langsung aja g pake lama aku cuma mau kasih coment dari uraian bapak tentang Gaya2 kpmmpnan saya g hpal karena bnyak bgt,sbnarnya yg pling tepat untuk mengatur suatu organisasi itu yang gmn sih?o ya pak sekarang negara kita tercinta kan katanya nih sudah masuk ke negara miskin bagaimana menurut pndapat bpk apakah karena gayanya yang salah atau orangnya yang cuma omong doang

    ReplyDelete
  3. Edi p dan Akhmad Soim, terimakasih atas komentarnya.

    ReplyDelete
  4. adjie wi..... stikesJune 18, 2008 at 5:06 PM

    PEMIMPIN ITU...................................................
    DEPAN BELAKANG BISA...............................
    G HARUS DIDEPAN G JUGA HARUS DIBELAKANG.........

    PEMIMPIN ITU ................................................
    AKUU............................................................
    UNTUK SEMUA..........................................

    ReplyDelete
  5. adjie wi, terimakasih komentarnya. Puitis juga ya. Lumayan. Sayangnya, agak mirip2 puisinya kang Dedi. Jadi kurang orisinil. Salam.

    ReplyDelete
  6. nur salim stikes muh gombongJune 23, 2008 at 11:36 PM

    Assalamualaikum wr wb

    Menurut saya seorang pemimpin itu harus membuka diri terhadap mbawahan/ karyawanya, sehingga bawahan /karyawanya akan senang karena dengan terbukanya sang pemimpin terhadap bawahan/ karayawanya , maka bawahan/ karayawannya akan merasa diperhatikan yang dapat membuat karyawan/ bawahan tersebut semangat dalam bekerja, sehingga akan tercapai hasil yang maksimal.
    Gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan sangat berpengaruh terhadap kinerja para karyawanya. Jika gaya kepemimpinanya baik maka karyawan akan merasa senang dan kinerjanya pun akan lebih baik.
    Menurut saya ragam gaya kepemimpinan yang bapak tuliskan semuanya baik, tapi menurut saya yang paling baik adalah dengan gaya kepemimpinan situasional karena setiap karyawan atau bawahan kemungkinan besar akan mempunyai tingkat kematangan atau potensi yang berbeda-beda, sehingga seorang pemimpin harus benar-benar paham akan situasi dan kondisi karyawanya, denagn demikaian pemimpin harus dapat memberikan tugas/ pekerjaan kepada karyawan sesuai dengan tingkat kematangan/ potensi yang dimiliki, sehingga akan dicapai hasil yang maksimal. Karena pekerjaan akan dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli dibidangnya.


    Terima kasih

    ReplyDelete
  7. Dalam suatu perusahaan baik yang kecil sampai yang besar tak lepas dari adanya struktur atasan dan struktur bawahan, sehingga sangat sulit untuk terlepas dari ketidakcocokan baik dengan pemimpin ataupun dengan teman kerjanya. Dari itu kita sebagai “mahluk social” haruslah pinter-pinter menyesuaikan atau beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Tapi untuk dewasa ini sungguh sangat memprihatinkan sekali karena untuk mendapatkan simpati dari atasan kita, berbagai macam cara kita lakukan baik secara tidak sehat atau yang merugikan teman kerja kita. Sebelum saya membahas lebih lanjut tentang apasih itu pemimpin dan bagaimana karakter-karakter pemimpin, saya mau minta maaf terlebih dahulu karena baru sempat menanggapinya karena terlalu banyaknya tugas yang harus kami kerjakan baik dalam hal organisasi ataupun tugas dari mata kulia yang lain, tapi itu bukan alasan yang tepat untuk seorang mahasiswa yang dapat memanag atau mengatur waktunya.
    Dalam ilmu psikologis social, teori kepemimpinan sering digunakan dalam menganalisis kelompok kecil sedangkan dalam social umum, kepemimpinan dianalisis sebagai pengaruh kekuasaan dalam kolektivitas social. Dan kita mengetahui ada 3 tipe kepemimpinan yang dihubungkan dengan perbedaan bentuk wewenang dan legimitasi :
    1. Pemimpin karismatik memimpin berdasarkan kekuatan pesona dari dalam dirinya.
    2. Pemimpin tradisional memimpin berdasarkan adat atau status kebangsawanan yang sudah diakaui oleh masyrakat.
    3. Pemimpin legal adalah mereka yang memimpin berdasarkan keahlian dan sesuai dengan aturan formal dalam masyarakat modern.
    Dari ketiga tipe kepemimpinan masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, tapi menurut saya sendiri saya paling menyukai tipe pemimpin legal karena tipe ini sangat cocok sekali pada era globalisasi. Pada sekarang ini dibutuhkan tipe kepemimpinan ini karena untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan karena orang yang mempunyai tipe kepemimpinan ini akan cepat berkembang ilmu pengetahuannya dalam menyesuaikan dengan persaingan yang sangat ketat dalam rangka mewujudkan tujuan utama dari sebuah perusahaan.
    Ada sebuah hadis yang mengatakan ”Tidak ada seorang hamba yang dipercaya memimpin rakyatnya oleh Alloh Swt, lalu ia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Alloh haramkan surga baginya”. Dari kutipan hadis tersebut Islam sudah memperingatkan kepada para pemimpin, siapa pun dia, dari kelompok manapun dia, dan berapapun orang yang dipimpinnya, hendaklah menjauhkan diri sejauh-jauhnya dari menipu rakyat ataupun menipua anggotanya dan jangan lupa bahwa setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat atau anggota yang dipimpinnya pada hari kiamat kelak nanti.
    Islam menempatkan pemimpin yang adil dan amanah dalam derajat manusia yang tertinggi, yang memperoleh berbagai kehormatan dan penghargaan. Diantaranya, ia termasuk kelompok pertama yang dinaungi oleh Alloh Swt diantara tujuh kelompokk utama yang dinaungi-Nya pada hari kiamat kelak. Oleh karena itu, pemimpin yang memiliki sifat-sifat sebagimana yang disebutkan diatas yang berhak dan wajib ditaati dan bukan pemimpin yang memiliki sifat sebaliknya.
    Kesuksesan serta kemakmuran masyarakat atau anggota dalam suatu perusahaan akan sangat tergantung pada pemimpin yang memimpin perusahaan atau negara tersebut. Oleh sebab itu apabila kita menjadi seorang pemimpin hendaklah kita mengemban tugas tersebut dengan penuh rasa tanggungjawab baik secara hukum ataupun secara agama. AMIN........3X

    ReplyDelete
  8. Iwan Gunarjo STIKESJune 24, 2008 at 1:19 AM

    Aslm,

    Dalam suatu perusahaan baik yang kecil sampai yang besar tak lepas dari adanya struktur atasan dan struktur bawahan, sehingga sangat sulit untuk terlepas dari ketidakcocokan baik dengan pemimpin ataupun dengan teman kerjanya. Dari itu kita sebagai “mahluk social” haruslah pinter-pinter menyesuaikan atau beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Tapi untuk dewasa ini sungguh sangat memprihatinkan sekali karena untuk mendapatkan simpati dari atasan kita, berbagai macam cara kita lakukan baik secara tidak sehat atau yang merugikan teman kerja kita. Sebelum saya membahas lebih lanjut tentang apasih itu pemimpin dan bagaimana karakter-karakter pemimpin, saya mau minta maaf terlebih dahulu karena baru sempat menanggapinya karena terlalu banyaknya tugas yang harus kami kerjakan baik dalam hal organisasi ataupun tugas dari mata kulia yang lain, tapi itu bukan alasan yang tepat untuk seorang mahasiswa yang dapat memanag atau mengatur waktunya.
    Dalam ilmu psikologis social, teori kepemimpinan sering digunakan dalam menganalisis kelompok kecil sedangkan dalam social umum, kepemimpinan dianalisis sebagai pengaruh kekuasaan dalam kolektivitas social. Dan kita mengetahui ada 3 tipe kepemimpinan yang dihubungkan dengan perbedaan bentuk wewenang dan legimitasi :
    1. Pemimpin karismatik memimpin berdasarkan kekuatan pesona dari dalam dirinya.
    2. Pemimpin tradisional memimpin berdasarkan adat atau status kebangsawanan yang sudah diakaui oleh masyrakat.
    3. Pemimpin legal adalah mereka yang memimpin berdasarkan keahlian dan sesuai dengan aturan formal dalam masyarakat modern.
    Dari ketiga tipe kepemimpinan masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, tapi menurut saya sendiri saya paling menyukai tipe pemimpin legal karena tipe ini sangat cocok sekali pada era globalisasi. Pada sekarang ini dibutuhkan tipe kepemimpinan ini karena untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan karena orang yang mempunyai tipe kepemimpinan ini akan cepat berkembang ilmu pengetahuannya dalam menyesuaikan dengan persaingan yang sangat ketat dalam rangka mewujudkan tujuan utama dari sebuah perusahaan.
    Ada sebuah hadis yang mengatakan ”Tidak ada seorang hamba yang dipercaya memimpin rakyatnya oleh Alloh Swt, lalu ia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Alloh haramkan surga baginya”. Dari kutipan hadis tersebut Islam sudah memperingatkan kepada para pemimpin, siapa pun dia, dari kelompok manapun dia, dan berapapun orang yang dipimpinnya, hendaklah menjauhkan diri sejauh-jauhnya dari menipu rakyat ataupun menipua anggotanya dan jangan lupa bahwa setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat atau anggota yang dipimpinnya pada hari kiamat kelak nanti.
    Islam menempatkan pemimpin yang adil dan amanah dalam derajat manusia yang tertinggi, yang memperoleh berbagai kehormatan dan penghargaan. Diantaranya, ia termasuk kelompok pertama yang dinaungi oleh Alloh Swt diantara tujuh kelompokk utama yang dinaungi-Nya pada hari kiamat kelak. Oleh karena itu, pemimpin yang memiliki sifat-sifat sebagimana yang disebutkan diatas yang berhak dan wajib ditaati dan bukan pemimpin yang memiliki sifat sebaliknya.
    Kesuksesan serta kemakmuran masyarakat atau anggota dalam suatu perusahaan akan sangat tergantung pada pemimpin yang memimpin perusahaan atau negara tersebut. Oleh sebab itu apabila kita menjadi seorang pemimpin hendaklah kita mengemban tugas tersebut dengan penuh rasa tanggungjawab baik secara hukum ataupun secara agama. AMIN........3X

    ReplyDelete
  9. Asslamualaikum...
    Bismillahirohmanirohim

    pagi yang cerah pak..dan diawali dengan kata2 indah,penuh dengan semangat,dan senyaum yang manis...
    dengan pertranyaan awal.."bagaimana kabar bapak beserta keluarga"??
    alhamdulilah pastinya baik...
    sebelumnya saya mau minta maaf.karena pada kesempatan ini saya baru bisa mengunjungi website bapak.
    halaman pertama yang ku buka dan kubaca sangat menarik perhatian saya..
    terus terang sebenarnya saya juga masih bertanya-tanya sebenarnya bagaimana sih,seorang pemimpin yang sebenarnya?
    dari referensi bapak yang saya baca saya jadi tau ternyata seorang pemimpin itu harus benar-benar bisa mengerti dan membimbing bawahan.baik dari semua segi dan hal yang berhubungan di dalamnya.tapi dalam kenyataanya saya masih melihat,dan masih belum bisa merasakan berada dibimbingan seorang pemimpin yang sebenarnya.karena dalam kenyataanya masih banyak pemimpin yang hanya memikirkan kepentingan dan kemauanyya sendiri tanpa memikirkan orang lain yang termasuknya orang-orang yang menjadi bawahannya.tanpa mereka memikirkan hal-hal yang akan terjadi akibat semuanya.yang saya lihat.p[emi mpin sekarang kebanyakan malah menggunakan semua sistem yang mereka anggap sah untuk dilakukan tanpa mengetahui hak orang lain.karena mereka hanya memikirkan kepuasanyya saja.yang lebih tragisnya lagi pemimpin tidak bisa bertanghgung jawab.

    mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan,ada kurang lebihnya saya mohon maaf

    Alhamdulilah

    terimakasih
    Wassalamualaikum,,wr,wb.

    ReplyDelete
  10. assalamu"alaikum pemimpin adalah seseorang yang dapat melaksanakan segala tugas dengan penuh tanggungjawab dan iklas supaya tercapai segala tujuan yang diinginkan semua anggotanya.seperti apa yang dikatakan diatas
    mungkin hanya ini yang dapat saya sampaikan bila ada kata kurang berkenan mohon maaf

    wassalamualaikum,wr.wb

    ReplyDelete
  11. irwan dwite 0600983June 27, 2008 at 8:23 PM

    Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan/pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya/orang lain, agar bawahan/orang lain tersebut mau melakukan apa yang diinginkan oleh pimpinan/pemimpin tersebut. Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pimpinanpempimpin dalam mempengaruhi bawahan/orang lain, agar tercapai apa yng diinginkannya. Produktivitas kerja adalah hasil kerja yang nyata diperoleh oleh tenaga kerja yang didasari sikap mental yang patriotik yang menganggap bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Cara-cara kerja hari ini harus lebih baik dari cara-cara kerja kemarin, dan cara-cara kerja hari esok harus lebih baik dari cara-cara kerja hari ini.


    pemimpin itu tidak semuanya memenuhi aspirasi masyarakat karena biasanya pemimpin itu malah meyalahgunakan wewenang masyarakat:korupsi

    ReplyDelete
  12. Nur Salim, Iwan Gunarjo, sri suharyanti, aris s stikes, irwan dwite 0600983, terimakasih komentarnya.
    Bukan karena anda telah masuk ke blog saya dan mengerjakan tugas, tapi karena wasiat kebenaran itulah yang akan membuat kita senantiasa belajar.

    ReplyDelete
  13. Assalamu'alaikum
    mas ciri-ciri kepemimpinan yang disukai am banyak orang itu keyek gimana sih?

    ReplyDelete
  14. Trion, terimakasih. Pemimpin dg pendekatan yg berorientasi pd pemenuhan kebutuhan manusia, relatif lebih disukai (populis). Meminjam pernyataan Ustadz Solikhin, penulis buku "Way to Win" adalah Orang yang kehadirannya diharapkan, suaranya didengar, kebaikannya ditiru, dan gagasannya dilanjutkan.

    ReplyDelete
  15. bagaimana mengatur uang yang baik

    ReplyDelete
  16. info yang bagus dan cukup menginspirasikan terutama tentang gaya kepemimpinan situasional yang menurut saya itu adalah gaya kepemimpinan yang sesuai dengan fitrah manusia,alangkah baiknya bapak menyampaikan pula profil tokoh2 atau pemimpin yang efektif dalam menerapkan kepemimpinan situasional berikut profil perusahaan ato organisasi yang dipimpinnya spy lebih menginspirasi dan memotivasi,thanks ya.salam .

    ReplyDelete
  17. Yeti Remia, terimakasih. Permasalahan mendasarnya, orang tidak mengetahui sumber-sumber keuangan, yang memungkinkan kita dapat mengaturnya secara bijak. Ada jalan yang memungkinkan anda meraihnya, silakan kunjungi link yang revolusioner ini.

    ReplyDelete
  18. Tiwi, trerimakasih atas komentarnya. Jika anda cocok dengan gaya kepemimpinan situasional ini, anda bisa kunjungi situs situational leadership atau disini untuk uraian yang lebih lengkap.

    ReplyDelete
  19. pemimpin memberi makna atas sifat,sikap,perbuatan yang timbul/muncul sehingga memberi inspirasi untuk berbuat perubahan terhadap tujuan yang menjadi sasaran

    ReplyDelete
  20. aslm..pak saya lg nyusun ne?mhn bantuannya ya?apa sih yg kt ukur dala produktivitas kerja perawat.dan bagaiman kita mmnegukur produktivitas kerja perawat di rs.terimakasih.

    ReplyDelete
  21. mus, terimakasih. Standard kinerja perzwat, dpt uraian tugas harianya, standard operasional, atau lainnyz.. Shi ngga peneliti hrs melakukan studi pendahuluan, utk mengetahui gambzran awal lokasi dan fenomena problematik yg ada.

    ReplyDelete


Membangun kinerja karyawan atau organisasi, dapat dilakukan melalui evaluasi kelembagaan, analisis sistem, instrumentalisasi dan pelembagaan. Jika anda tertarik untuk melakukannya di instansi atau lembaga anda, dapat berdiskusi atau mengundang untuk membantu dalam: penelitian, pendampingan, ceramah dan konsultasi. Untuk berkomunikasi, anda dapat menuliskan pesan atau komentar, di bawah posting artikel. Terimakasih.





Peta Situs

Selamat Datang. Ini adalah ruang publik, untuk sekedar berbagi pengetahuan dan pengalaman. Bersama saya Cokroaminoto, untuk berdiskusi masalah Perencanaan Kesehatan untuk membangun kinerja staff, atau bagaimana Menulis Proposal dan Laporan Penelitian untuk kertas kerja (working-paper), Karya Tulis Ilmiah (KTI), Skripsi, Thesis atau sejenisnya atau tertarik untuk melihat dari dekat keragaman budaya Nusantara. Atau membaca koleksi file atau download materi kuliah saya.

Di wordpress.com atau blogetery.com, anda dapat menemukan juga blog saya, tulisan isteri dan anak saya. Terima kasih.