Sunday, August 10, 2008

Memahami Konflik dalam Organisasi, meningkatkan kinerja staff

Konflik dalam kehidupan sehari hari merupakan sesuatu hal yang mendasar dan esensial. Dalam organisasi , konflik mempunyai kekuatan yang dapat membangun kinerja staff, karena adanya variable yang bergerak bersamaan secara dinamis.
Dalam hal ini, konflik merupakan suatu proses yang wajar terjadi dalam suatu organisasi atau masyarakat.

Pengertian Konflik

Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentukminteraktif, yg terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Terutama konflik pada tingkatan individual, sangat dekat hUbungannya dengan stres.

Konflik dalam organisasi, menurut Minnery (1985) merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan. Konflik dalam organisasi, sering terjadi tidak simetris, terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993)
 
Sumber utama konflik dalam organisasi

Dalam sebuah organisasi khususnya organisasi besar, dalam hal pembagian kerja, sering menimbulkan konflik, antara unit kerja yang ada atau konflik antar organisasi. Timbulnya konflik ini dikarenakan adanya perbedaan tujuan antara satu pihak dengan pihak lain yang terlibat dalam konflik tersebut.
Oleh karena itu diperlukan kerjasama dan koordinasi antar struktur dalam organisasi atau antar organisasi sehingga dapat meminimalkan terjadinya perbedaan.

Ross (1993) mengemukakan ada dua sumber konflik yang terjadi dalam sebuah organisasi atau kelompok, adalah adanya unsur persaingan dan unsur kekuatan. Menurut teori struktur, konflik dipicu oleh sosial adanya persaingan antara pihak-pihak yang berkepentingan.Tindakan terhadap pihak lain dalam pemikiran teori struktur social akan menciptakan tantangan nyata untuk meningkatkan solidaritas dan respon kolektif dalam menghadapi lawan. Selanjutnya pihak-pihak tersebut melakukan konsolodasi secara sadar sehingga membentuk suatu kekuatan dalam menghadapi konflik tersebut.

Disisi lain, Teori Psychoculttural melihat konflik sebagai kekuatan psikologi dan cultural.
Teori ini menunjukan bahwa suatu pihak perlu memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal dan tingkah laku pihak lain. Oleh karena itu kondisi social dan hubungan dengan pihak lain menjadi suatu hal penting untuk diperhatikan dalam menghadapi konflik, karena kondisi psikologis dan culutaral ini merupakan sebuah kekuatan nyata. .

Menangani konflik

Berdasarkan kedua sumber konflik di atas, memerlukan penanganan konflik yang berbeda. Teori structural menerangkan bahwa strategi manajemen konflik memerlukan perubahan kondisi organisasi pihak tersebut secara mendasar. Kepentingan yang divergen sangat sulit untuk dijembatani.

Sementara itu, Teori psychocultural, menekankan dalam manajemen konflik memfokuskan pada proses yang dapat mengubah persepsi atau mempengaruhi hubungan antara pihak-pihak kunci. Dalam pandangan teori ini kepentingan lebih bersifat subjektif dan dapat berubah disbanding dalam pandangan teori struktural
 
Penutup

Konflik harus dilihat dari dua aspek yaitu aspek struktural dan aspek psikokultural. Dari aspek struktural, konflik dipandang sebagai kepentingan. Dari aspek psikokultural, konflik dipandang ndang sebagai proses psikologi dan budaya dari pihak yang terlibat.
Stretegi mengatisi konflik dalam organisasi,
menurut Ross (1993) melalui Self-help strategy.

7 comments:

  1. Sepanjang kehidupan manusia, konflik diantara manusia pasti ada, maka bagaimana kita bisa memanej konflik dengan baik untuk kepentingan organisasi, saya pikir ini perlu mendapat sorotan

    ReplyDelete
  2. Irwan, terimakasih. Bagaimana stretegi mengatisi konflik dalam organisasi, adalah melalui Self-help strategy (Ross, 1993)

    ReplyDelete
  3. konflik memang selalu ada, tetapi perlu juga kita mengetahui bahwa konflik kadang diperlukan karena memiliki potensi yang baik untuk kebaikan sebuah organisasi. ia dapat membangun atau justru menjadi "penyakit"dalam organisasi.

    ReplyDelete
  4. leonard, terimakasih. Anda benar, mengapa kemudian berkembang sub disiplin ilmu manajemen konflik.

    ReplyDelete
  5. menurut saya tanpa adanya suatu konflik hhidup itu tidak akan berwarna.sebab suatu konflikakan mewarnai hidup dan dapat memberikan semangat dalam melakukan hal apapun.karena konflik disini adalak persaingan yang sehat.tapi kalau ada konflik dengan atasan maka kita harus berusaha agar konflik tersebut tidak terjadi.menghindar bukan berarti kita kalah!!!!!!!....................

    ReplyDelete
  6. indra, terimakasih. Itulah pentingnya manajemen konflik.

    ReplyDelete


Membangun kinerja karyawan atau organisasi, dapat dilakukan melalui evaluasi kelembagaan, analisis sistem, instrumentalisasi dan pelembagaan. Jika anda tertarik untuk melakukannya di instansi atau lembaga anda, dapat berdiskusi atau mengundang untuk membantu dalam: penelitian, pendampingan, ceramah dan konsultasi. Untuk berkomunikasi, anda dapat menuliskan pesan atau komentar, di bawah posting artikel. Terimakasih.





Peta Situs

Selamat Datang. Ini adalah ruang publik, untuk sekedar berbagi pengetahuan dan pengalaman. Bersama saya Cokroaminoto, untuk berdiskusi masalah Perencanaan Kesehatan untuk membangun kinerja staff, atau bagaimana Menulis Proposal dan Laporan Penelitian untuk kertas kerja (working-paper), Karya Tulis Ilmiah (KTI), Skripsi, Thesis atau sejenisnya atau tertarik untuk melihat dari dekat keragaman budaya Nusantara. Atau membaca koleksi file atau download materi kuliah saya.

Di wordpress.com atau blogetery.com, anda dapat menemukan juga blog saya, tulisan isteri dan anak saya. Terima kasih.